Selasa, 26 Mei 2015

Kepada Apa Kita Menyeru Manusia Bagian 4

Tidak ada komentar:
Pemateri : Ust. Jumadil Muhammad
Waktu : Selasa, 26 Mei 2015 pkl. 16.45 Wita

Kajian sebelumnya sudah dijelaskan bahwa Ikhwanul Muslimin tidak menetapkan tujuan-tujuan yang baru melainkan tujuan adalah tujuan yang direvitalisasi, bukan tujuan-tujuan baru yang dibuat-buat.



Kebenaran itu Dijaga dengan Kekuatan

Kekuatan adalah cara paling aman untuk menegakkan kebenaran. Dan betapa indahnya kekuatan dan kebenaran ini berjalan seiring satu sama lain. Dan adalah jihad merupakan perjuangan/kesungguhan untuk menjaga kesucian islam. Jihad merupakan kewajiban setiap muslim sebagaimana kewajiban lain seperti shoalat, puasa, dan lainnya.

"Berangkatlah dalam keadaan ringan maupun berat dan berjihadlah dg hartamu dan jiwamu
di jalan Allah swt."

Setelah menerangkan perintah ini Allah menjelaskan pula rahasia kewajiban dan fardhu yang telah diwajibkan kepada umat Islam. Dan Allah swt menyingkap rahasia besar dari kewajiban ini dan menjelaskan bahwa mereka adalah umat yang terpilih yang menjaga syariat Allah di Muka bumi.

Allah berfirman :

Artinya : “ Dia telah memilih kamu dan dia tidak menjadikan untukmu satu kesempitan dalam agama. Agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu sekelian orang-orang muslim dari dahulu dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia “.

Inilah tanggungjawab secara berjama'ah yang mana Allah serukan kepada seluruh ummat Islam melakukannya supaya mereka menjadi satu barisan yang kokoh, supaya mereka menjadi pasukan yang benar-benar ikhlas dapat menyelamatkan insaniyyah dan menunjukkan serta membimibing mereka kepada jalan yang baik.

Malam Jadi Rahib Siang Jadi Pahlawan

Setelah itu Allah menerangkan kepada manusia hubungan antara kewajiban ritual seperti sholat dan puasa dengan kewajiban sosial kemasyarakatan. Allah juga menerangkan bahwa kewajiban individu itu sebagai wasilah kepada kewajiban sosial kemasyarakatan. Sementara itu,  'aqidah juga adalah asas kepada kedua kewajiban ini. Dengan penjelasan ini manusia tidak lagi mempunyai alasan untuk meninggalkan kewajiban ritual individual dengan alasan mereka telah melakukan kewajiban sosial kemasyarakatan dan mereka yang lain pula tidak mempunyai alasan meninggalkan amal sosial kemasyarakatan dengan mengatakan mereka sibuk dengan amal 'ibadah pribadi dan berasyik masyuk dengan hubungan mereka dengan Allah.
:
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada Allah”.

Wahai ummat muslimin, beribadah kepada Allah, berjihad demi menegakkan agama kamu, meninggikan syari'at kamu, semuanya ini adalah merupakan tanggung jawabmu dalam hidup. Sekiranya kamu tunaikan tanggung iawab ini dengan sebaik-baik pelaksanaan maka kamu termasuk golongan orang-orang yang menang. Namun, sekiranya kamu menunaikan sebahagiannya atau kamu buang semuanya maka dengarlah ini kubacakan ayat Allah yang artinya : 

"Apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu untuk bermain-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami ? Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya”.

Oleh karena pengertian inilah maka para sahabat Rasulullah Shollallahu 'alaihi Wasalam, golongan pilihan Allah dan para salihin yang terdahulu disifatkan sebagai rahib di waktu malam dan pahlawan berkuda disiang hari. Kamu lihat salah seorang dari mereka sujud terpaku di mihrabnya, mengurut-urut janggutnya, kumat kamit berzikir dengan penuh kedamaian dan menangis penuh duka cita seraya berkata: "Wahai dunia, kau godalah orang lain, bukan diriku". Tetapi apabila terpancar matahari pagi, apabila muncul siang hari, engkau menemui mereka, engkau lihat mereka "berdebu" karena kesibukan aktivitas dakwahnya. 

Penaklukan / Pengendalian dan Perbaikan

Dengan makna ini Wahai umat muslimin maka setelah Rasulullah SallaLlahu 'alaihi Wasallam dipilih dan menjadi pengendali diatas bumi dan kemudian Al-quran ini menghiasi dada dan rumah mereka, pelana kuda mereka menjadi tempat kediaman mereka, pedang mereka senantiasa di tangan dan hujjah yang kuar senantiasa keluar dari bibir mereka untuk menyeru manusia agar menerima salah satu dari tiga perkara, Islam, jizyah atau perang. Siapapun yang menerima Islam beliau mereka anggap sebagai saudara mereka, beliau mempunyai hak dan tanggungjawab yang sama dengan hak dan tanggung iawab mereka. Siapapun yang sanggup membayar ijazah beliau akan mendapat perlindungan mereka, mereka akan menghormati dan menunaikan perjanjiannya sesuai dengan syarat-syarat perjanjian tersebut. Siapapun yang enggan menerima Islam dan enggan membayar jizyah, mereka akan memeranginya hingga Allah memberi kemenangan kepada mereka. Firman Allah.


Hal Yang Harus Kita Pahami Sekarang

Generasi Islam yang terdahulu telah mengetahui pengertian ini dan mereka bekerja untuk tujuan tersebut. Iman mereka mendorong mereka berkorban demi tujuan tersebut. Tetapi hari ini ummat Islam telah berpecah dalam memahami tanggungjawab rnereka. Mereka telah melakukan penakwilan untuk dijadikannya sebagai alasan untuk duduk-duduk dan bermalasan.

Mungkin ada orang yang berkata: "Masa untuk jihad dan 'amal telah berlalu" untuk membenarkan kemalasannya dalam berjihad. Segolongan yang lain pula membuat makar menghalangimu dari jalan ini. Sementara yang lain pula merasa puas dengan hanya mengucapkan kalimat-kalimat yang membasahi bibirnya pagi dan petang, menghabiskan waktunya untuk ruku' dan sujud, namun hati mereka kosong.

Tidak saudara, Al Qur'an di hadapanmu menyeru dengan terang dan jelas, Allah telah berfirman : yang artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang sebenar-benarnya beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar dengan keimanannya.”

Di dalam As-Sunnah, Rasulullah saw bersabda: "Bila manusia telah menghambakan dinar dan dirham, mereka asyik dengan jual-beli nya, perdagangan binatang ternaknya, lalu ia meninggalkan jihad di jalan Allah, Allah akan menimpakan kepada mereka kehinaan yang tidak akan diangkatnya hingga mereka kembali kepada agama mereka". Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya. Juga diriwayatkan oleh Attabarani dalam Al Kabir dan diriwayatkan juga oleh Al Bukhari dalam kitab Syuabul 'Iman yang diriwayatkan melalui Ibni 'Umar.

Saudara sendiri membaca dalam kitab-kitab feqah yang ditulis dahulu dan sekarang tentang kapan masanya jihad itu dianggap sebagai fardhu kifayah dan kapan pula dianggap sebagai fardhu ‘ain: Saudara juga benar-benar mengetahui hakikat ini dan memahami pengertiannya, lalu kenapa sifat negatif ini masih berlaku ? Apakah artinya keputus-asaan yang mencengkam hati hingga tidak mahu sadar ? Wahai ummat-ummat Islam, sekarang telah sampai masa pembentukan, maka bentuklah dirimu setelah itu akan terbentuk pula ummatmu.

Sesungguhnya kewajiban ini membutuhkan jiwa-jiwa yang beriman dan hati-hati yang sejahtera dari kamu, oleh itu ber'amallah untuk memperkuatkan iman kamu dan kesejahteraan dada kamu. Kewajipan ini juga mengharapkan pengorbanan harta dan tenaga dari kamu, bersedialah untuk itu. Sesungguhnya sesuatu yang ada pada kamu akan hilang dan sesuatu yang ada di sisi Allah akan kekal.



Wallahu A'lam Bishshawwab...

Jumat, 22 Mei 2015

Kepada Apa Kita Menyeru Bagian 3

Tidak ada komentar:
Pemateri : Ust. Jumadil Muhammad
Waktu Pelaksanaan : Selasa, 19 Mei 2105







Dasar Kebangsaan Kita


Wahai Ikhwanul Muslimin !! Marilah kita dengarkan suara Rabbu al-Izzati yang berkumandang ke seluruh bumi dan langit, yang memberikan inspirasi kepada setiap mukmin dengan harakat-harakat yang agung. Ketika suara ini terdengar di bumi dan di langit melalui suara Rasulullah saw, ternyata suara tersebut tidak pernah berhenti, karena suara tersebut adalah kalam abadi.

Memang benar. Ini adalah panggilan Allah. Lantarannya kami menyambut dengan sambutan labbaik, dan segala puji hanya bagimu ya Allah ! Engkau kekasih kaum beriman, dan Engkaulah Penolong para mujahid yang membela hak-hak kaum tertindas dan terusir dari tempat tinggalnya. Muliakanlah kaum yang berlindung kepadaMu, dan menanglah kaum yang minta pertolongan hanya kepadaMu. Allah berfirman di dalam KitabNya

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa"

Marilah sama-sama kita mendengar suara Al-Qur'an dan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Marilah kita baca dan dengarkan ayat yang mempunyai arti berikut :

"Allah Pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)"

“Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dialah sebaik-baik penolong”. "Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).

Allah swt berfirman yang artinya :

"Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal ”

Allah juga berfirman :

"lngatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa."

Di ayat lain Allah swt berfirman : 

"Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada mempunyai perlindungan”

Tidakkah saudara lihat dalam ayat-ayat yang nyata ini bahwa Allah menisbahkan saudara kepada dirinya, menganugerahkan kepada saudara keistimewaan perlindungannya dan melimpahkan kepada saudara limpahan keagungannya. Allah berfirman :

"Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh AIlah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”

Allah juga berfirman : 

"lngatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.”

Juga di ayat lain Allah berfirman :

"Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada mempunyai perlindungan”

Saudara yang mulia, manusia akan bermegah dengan keturunan mereka bila mereka telah terwarnai dengan ketinggian dan kemuliaan yang telah dicapai oleh nenek moyang mereka dan bila mereka ingin meniupkan semangat kemegahan dan kemuliaan ke dalam jiwa anak-anak mereka. Tidakkah engkau merasakan ketinggianmu ketika nasabmu dinisbahkan kepada Allah, ketinggian yang paling agung, ketinggian yang diharapkan oleh mereka yang mengejar keagungan. Sungguh benar firman Allah

"Sesungguhnya keagungan itu hanyalah bagi Allah”

Tidakkah engkau merasakan bahwa dengan memanjatkan hubunganmu kepada Allah itu menjadi sebab utama yang dapat meningkatkan dirimu kepada satu derajat yang paling tinggi dan dapat meniupkan ke dalam jiwamu semangat ingin bergerak ke hadapan bersama mereka yang beramal ? Adakah di sana satu derajat kemuliaan yang paling besar, satu pendorong yang kuat untuk mencapai ketinggian selain dari engkau merasakan bahwa dirimu bersifat Rabbani, hubunganmu hanyalah pada Allah. Allah berfirman

“Akan tetapi hendaklah kamu meniadi rabbani karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”

Oleh karena sesuatu, segolongan kecil dari mereka yang telah beriman kepada Allah, mengimani kebenaran dan pertolongan Allah terus tegak berdiri di hadapan kebengisan yang membatu, berhadapan dengan bala tentara yang perkasa, tegak berdiri dan tidak sedikitpun merasa gentar terhadap keganasannya, tidak takut pada penyiksaannya malah mereka tidak takut kepada sesiapa pun selain Allah. Adakah satu kekuatan yang lebih besar dari kekuatan yang terpatri dalam hati seorang mu'min yang dadanya begelora dengan firman Allah

“Jika Allah menolong kamu, tidak akan ada orang yang akan menewaskan kamu”

Kebangsaan kita bersifat 'alamiyyah: Di balik nilai kemasyarakatan yang tinggi terdapat satu nilai lain, nilai persaudaraan antar bangsa, tanggungjawab secara jama'ah (collective), pembenterasan terhadap kerakusan yang diwahyu oleh perasaan ta’sub yang menyalakan semangat "kebangsaan" dan benci membenci antar umat. Siapakah yang dapat menegakkan kekuatan alam berdepan dengan kekuatan yang dilindungi panji-panji Allah ?

NKRI harga mati juga adalah sesuatu yang ada dalam pemikiran kita. Namun., itu itdak menjadikan kita ta'asub terhadap bangsa kita. Secara konsstitusional dasar-dasar negara ini disusun oleh muslim Tidak ada pertentangan antara islam dan pembangunan negara. Orang sering memprotes umat islam yang bergaya "arab", berjubah, mempelajari bahasa arab, memakai cadar, dengan memandang sinis mereka dan menganggap mereka melakukan proses arabisme Indonesia. Sementara di saat yang sama, mereka membiarkan anak-anak mereka dijajah oleh budaya jepang dengan anime dan manganya hingga membuat mereka kadang hidup dalam romansa budaya itu. Mengikuti festival-festival Cosplay (Costum play), mengikuti trend bahasa-bahasanya, dan budayanya. Juga budaya k-pop. Tapi, hal ini tidak pernah mereka kritisi.

Impian Semalam adalah Hakikat Hari Ini

Ummat Islam telah lama mendengar ungkapan ini. Kalimat ini menjadi hiasan panjang dalam kehidupan kaum muslimin hingga memudar dan dilupakan. Boleh jadi juga ungkapan ini masih kabur bagi mereka, belum dapat mereka fahami. Boleh jadi juga ada orang yang berkata : Kenapa Ikhwan Muslimin menulis nilai-nilai yang seperti ini, nilai-nilai dan pengertian yang tidak akan dapat dicapai ? Wahai Saudaraku seagama, sesungguhnya apa yang kamu lihat kabur dan jauh hari ini adalah jelas bagi mereka yang mendahului kamu. Jihad yang kamu lakukan tidak akan menghasilkan buah jika tidak berkeyakinan demikian. Percayalah apa yang saya perkatakan ini.

Sesungguhnya orang-orang Islam yang terdahulu telah memahami dari Al-Quran apa yang kami bicarakan padamu hari ini sejak pertama kali mereka membaca Al-Quran yang diturunkan kepada mereka. Terus terang saya katakan kepada saudara bahwa Ikhwan Muslimin hidup dengan ‘aqidah mereka. Mereka mengharapkan kebaikan pada ‘aqidah ini dan mereka sanggup mati karenanya. Dalam ‘aqidah ini mereka dapati suatu kenikmatan, keindahan, kebahagiaan, dan kebenaran yang menjadi idaman mereka. Benar firman Allah 

"Belumkah datang waktunya bagi' orang-orang yang beriman, supaya tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan ianganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya. Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasiq”

Saudara, sekiranya saudara sependapat dengan kami dalam hal ini ketahuilah bahwa pemanjatan hubunganmu kepada Allah menuntutmu supaya memandang serius tanggungjawab yang dipikulkan di atas bahumu dan saudara akan aktif bekerja dan berkorban demi menunaikan tanggungjawab ini. Adakah saudara melakukannya ?

Tanggung Jawab Muslim

Allah telah menyimpulkan tanggungjawab seorang muslim dalam beberapa ayat Al Qur'an, setelah itu Allah mengulanginya dalam beberapa ayat yang lain. Ayat yang merangkum tanggung jawab muslim dalam hidup ini. Allah berfirman

“Hai orang- orang yang beriman, ruku'lah, sujudlah, sembahlah tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benamya. Dia telah memilih kamu dan dia tidak menjadikan untukmu suatu kesempitan dalam agama. Agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu sekelian orang-orang muslim dari dahulu dan (begitu) pula dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Karena itu dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu, maka dialah sebaik-baik pelindung dan penolong”

Firman Allah ini amat jelas, tidak mengandung kekeliruan dan kesamaran. Demi Allah, dalam firman ini terselit satu kemanisan, padanya terjelma keindahan, terang seperti sinar pagi, jelas seperti cahaya, memenuhi telinga, menusuk ke dalam hati tanpa minta izin. Tidakkah orang Islam mendengarnya sebelum ini ? Atau mereka mendenganya tetapi hati mereka terkunci sehingga mereka tidak menyadari dan tidak mengambil pengajaran. Allah memerintahkan orang-orang Islam ruku' dan sujud, memerintah mereka mendirikan sholat yang menjadi saripati dari segala ibadah, tiang agama dan lahiriah yang paling nyata. Memerintahkan mereka untuk menyembah Allah, tidak menyekutukannya dengan suatu apapun. Memerintahkan mereka melakukan kebajikan sekadar kemampuan mereka. Sewaktu memerintah mereka melakukan kebajikan, Allah melarang mereka dari kejahatan. Awal-awal kebajikan yang dapat saudara lakukan ialah dengan meninggalkan kejahatan. Alangkah ringkas dan berartinya. Setelah itu Allah menjamin pula kejayaan, kemenangan dan kelulusan untuk mereka. Inilah tanggungjawab tiap-tiap muslim yang wajib dilakukannya secara bersendiri atau secara berjama'ah. 

Sehingga dari ayat diatas kita dapat mensarikan Tiga tugas Seorang Muslim :

1. Menegakkan Risalah Allah swt
2. Menggiring manusia utk memperbaiki hub. manusia dg Allah
3. Menggiring manusia utk memperbaiki hub. manusia dg sesamanya

Selasa, 12 Mei 2015

Kepada Apa Kita Menyeru Bagian 2

Tidak ada komentar:
Hari : Selasa / 12 Mei 2015
Pemateri : Ust. Jumadil Muhammad


*****

Pertemuan sebelumnya sudah kami jelaskan mengenai gambaran tujuan hidup manusia. Ada manusia dengan tujuan hidup yang jelek dan ada pula golongan manusia yang mempunyai tujuan hidup yang berbuah berbagai manfaat kebaikan. Dari berbagai tujuan hidup yang penuh kebaikan-sebagaimana yang sudah kami jelaskan di pekan/postingan sebelumnya-kita memahami bahwa tujuan hidup seorang muslim itu bukanlah untuk mencari manfaat sebanyak-banyaknya terhadap apa yang dilakukannya di dunia, tetapi mengorbankan diri dan harta kita kepada Allah swt untuk sampai pada tujuan kebaikan tersebut. Syaikh Hasan Al-Banna mengatakan, "Apakah kaum muslimin sudah memahami betul pemaknaan terhadap kehidupan ini ? Lalu mereka memerdekakan diri mereka dari materi. Atau Apakah mereka telah membersihkan diri mereka dari kelezatan syahwat dan hawa nafsu. Benarlah Rasulullah saw bahwa betapa payahnya hidup orang-orang yang mengoleksi dinar."



...Tujuan Adalah Landasan Amal...


Jika tujuan ini gelap atau tertutupi atau tidak diketahui oleh banyak manusia, maka menjadi kewajiban kita untuk memberikan penjelasan kepada mereka. Syeikh Hasan Al-Banna mengatakan, "Saya menduga bahwa kita sebetulnya sudah memberikan penjelasan yang banyak pada umat ini dan kita juga sudah sepakat bahwa tugas kita adalah mengendalikan bumi ini dan membimbing seluruh manusia untuk dibawah aturan-aturan islam dan ajarannya serta membahagiakan manusia."

Inilah risalah yang sejatinya yang ingin disampaikan oleh ikhwanul muslimin kepada umat manusia agar umat ini paham dengan sebenar-benar pemahaman. Apa yang disampaikan oleh ikhwan ini bukanlah sesuatu yang baru. Bukan pula suatu bid'ah yang dilakukan oleh ikhwan. Tujuan ini juga bukan tujuan yang murni muncul dari ikhwan melainkan ini merupakan ajaran yang bersumber dari Al-Quran, Hadits- hadits Rasulullah saw, dan tampak dalam kehidupan para generasi terhadulu yang menjadi rujukan dalam cara memahami islam. Jadi, kalau ada seorang muslim yang menerima apa yang kami sampaikan ini, maka itu adalah bukti keimanannya. Dan kalau ada yang masih kabur mengenai hal ini, maka antara kami dan saudara kami ada Al-Quran yang menunjukkan kebenaran diantara orang yang berselisih. Kemudian beliau mengutip ayat, "Rabbanaftah bainana wa baina kaumina bil Haq (Ya Tuhan kami, bukakanlah antara kami dan kaum kami Al-Haq. Dan Engkaulah sebaik-baik yang membuka.)"

Kelihatan sekali bahwa beliau sangat yakin dengan seyakin-yakinnya terhadap ide yang beliau sampaikan.

...Sanggahan-Sanggahan...

1. Para Ikhwan itu Sebenarnya Mau Apa ?

Dan adapun pertanyaan-pertanyaan dari saudara kami yang kami cintai, sikap kami adalah mengharapkan kemaslahatan mereka baik duniawi maupun ukhrawi dan kami siap mengorbankan harta dan jiwa kami untuk saudara-saudara kami. Beliau mengatakan,"Saya ingin agar orang-orang yang mempertanyakan dakwah ini,  melihat pemuda pemuda ikhwan itu yang mata-mata mereka melek disaat kebanyakan manusia tertidur. Mereka menyibukkan jiwa mereka memikirkan orang-orang yang kosong dengan angan-angan." Beliau ingin menggambarkan bagaimana seorang pemuda ikhwan tetap terjaga, menghabiskan waktu-waktunya memikirkan kemaslahatan umat manusia yang kebanyakan tidak peduli terhadap mereka atau bahkan mencibiri mereka. Banyak orang yang kemudian menaruh keheranan dengan aktivitas para ikhwan. Mereka (para ikhwan) pergi pagi pulang tengah malam bahkan mungkin pulang di pagi hari selanjutnya, tapi tidak "tonji na kaya-kaya, tidak tonji" pulang dengan membawa banyak uang, lalu apa yang dikerjakannya ? Beginilah para ikhwan seharusnya yang tidak berpikir materialis. Melepaskan diri mereka dari belenggu duniawi. Mereka tidak mengharapkan balasan apapun kecuali balasan dari Allah swt. Mereka melakukan ini sebagai wujud cinta mereka terhadap manusia.

2. Darimanakah Asal Kas Kami ?

Para ikhwan tidak pernah diajari untuk memiliki rasa kecintaan terhadap harta benda, bahkan tidak pula diajarkan untuk sekedar memiliki simpati terhadap harta benda. Ketika seorang ikhwan memiliki harta, maka itu diserahkan seluruhnya untuk dakwah kepada Allah. Beliau (Syeikh Hasan Al-Banna) mengatakan, "Saya ingin mengatakan kepada mereka yang bertanya itu bahwa ajakan-ajakan agama ini, pondasinya adalah keimanan sebelum harta. Kegiatan kami ini sebetulnya bergerak bukan karena harta. Seluruh agenda-agenda kami digerakkan oleh iman kami, bukan harta-harta kami." Bahkan bisa jadi banyak kegiatan yang terjadi tidak kita tahu darimana datang dananya. Meskipun tidak mngkin juga ikhwan tidak punya dana. Cuma kadang kita tidak tahu darimana asalnya. Ada saja orang yang mau membantu, menyumbangkan harta-harta mereka.

Syaikh Hasan Al-Banna mengatakan, "Dakwah kami berdiri diatas aqidah sebelum tujuan-tujuan yang lain. Ketika didapatkan seseorang dengan nikmat keberimanan yang benar, maka pada saat yang sama ada sarana kesuksesan yang membersamainya." Hal ini memang menuntut keimanan yang tinggi. Keimanan akan menunjukkan kita "cara". Beliau mengatakan,"Bahkan harta organisasi ini sangat sedikit yang itupun merupakan sumbangan sukarela oleh para ikhwan untuk kepentingan dakwah ikhwan. Bahkan mereka bersedih saat tidak ada lagi dana yang bisa mereka infakkan. Dengan harta yang sedikit ini, namun dibesarkan dengan keimanan yang kami punya maka syukur bagi Allah, kemuliaan bagi Allah swt, inilah menjadi penyebab kesuksesan bagi seorang aktivis dakwah ini. Allah-lah melalui tangan-Nya memberikan keberkahan bagi harta ikhwan.

3. Sikap Kami Terhadap Politik

Banyak orang menuduh bahwa gerakan ikhwanul muslimin adalah gerakan politik semata, tidak lebih dari itu. Politik dan Islam tidak bisa dipisahkan sama sekali. Beliau mengatakan, "Kami juga tidak mengerti sampai kapan mereka akan memberikan tuduhan seperti itu. Wahai manusia, kami mengajak kalian dengan Al-Qur'an di tangan kanan kami dan As-Sunah di tangan kiri kami, dan amalan salafuss sholeh yang menjadi Qudawah bagi kami, Kami hanya mengajak kalian kepada Islam, Kepada hukum islam, dan ajaran-ajaran islam. Jika engkau melihat ini adalah politik kami, maka ini adalah politik kami. Jika kalian ingin menuduh kami politisi, maka sebut saja karena kami memang politisi. Wahai kaum kami, kami tidak sembunyikan apa-apa darimu. Tidak ada tujuan kami yang kami sembunyikan sama sekali. Karena sesungguhnya islam itu juga adalah politik untuk memakmurkan bumi dan memperbaiki kehidupan akhirat." Memisahkannya merupakan bagian dari perbuatan bid'ah karena mengurangi ajaran islam. 

Ingin mendengar lengkapnya ??? 

Silakan klik Download atau "Hold" Tab Download Dibagian atas website sampai muncul pilihan halaman download


Wallahu A'lam Bish Shawwab...

Kamis, 07 Mei 2015

Kepada Apa Kita Menyeru Bagian 1

Tidak ada komentar:
Ringkasan Materi Kajian Hari Selasa, 5 Mei 2015
Pemateri : Ust. Jumadil Muhammad

Pengantar Risalah

Abstraksi: Risalah ini ditulis oleh Imam syahid Hasan Al-Banna pada tahun 1936. Berintikan hakikat dakwah Ikhwan, karakter dan tujuan. Sebagaimana risalah ini berisi penjelasan tentang permasalahan umat masa kini dan terapi yang ditawarkan Ikhwan. Di samping terdapat pesan-pesan da’awi dan tarbawi untuk para kader Ikhwan, agar tetap tegar di jalan Dakwah ilallah. Risalah ini diterbitkan setelah tersebarnya dakwah di banyak desa dan kota. Para anggota Ikhwan meminta Imam Syahid menulis risalah yang menjelaskan tatacara mendakwahi manusia dan menerangkan prinsip-prinsip dakwah. Risalah ini adalah RISALAH KETIGA sesuai dengan susunan risalah, dan merupakan RISALAH PERTAMA yang sampai kepada kita dari risalah Imam Al-Banna. Sebelumnya sudah terbit dua risalah yang masing-masing dinamai RISALAH AL-MURSYID.

Risalah ini pertama terbit di majalah mingguan Al-Ikhwan Al-Muslimun dalam bentuk makalah berseri yang berjumlah 9 makalah Makalah pertama pada 26 Muharram 1353 H (11 Mei 1934) dan Makalah terakhir pada 21 Rabiul Awwal 1353 H (3 Agustus 1934).Kemudian penyebaran kembali risalah yang utuh pada kesempatan lain di majalah An-Nadzir edisi 42 Tahun 2 pada 30 Syawal 1358 H. Ada ringkasan dalam banyak paragraf dan sebagian tambahan ringan.

Dalam penulisan risalah ini disandarkan pada terbitan pertama yang disertai isyarat penambahan atau pengurangan antara terbitan pertama di Mingguan Al-Ikhwan Al-Muslimun dengan terbitan kedua di An-Nadzir. Sesuai dengan analisis kami, risalah terbitan An-Nadzir yang menjadi sandaran kitab-kitab Rasail yang beredar di hadapan kita, memiliki kesalahan dalam susunan makalah-makalah Imam Al-Banna. Makalah ke-7, 8, dan 9 mendahului makalah ke-6. Risalah ini juga pernah diterbitkan kembali oleh Markaz Am dalam buku kecil yang berisi tiga risalah pertama: Dakwatuna – Ilaa ayyi Syai’in Nad’un Naas – Nahwan Nur.


Dakwah Ikhwan, Dakwah Islamiyah

Dakwah Ikhwan adalah dakwah Islamiyah murni; Dasar perjuangannya, inti dakwahnya, cara dan sarananya tidak lepas dari norma dan nilai-nilai Islam, karena Ikhwan yakin benar, bahwa Islam adalah agama yang menghantarkan umat manusia kepada kesejahteraan, ketenteraman dan kebahagiaan hidup.

Islamiyah Dakwah Ikhwah dapat dicermati dari beberapa indikasi sebagai berikut :

Ikhwan menjadikan Alquran sebagai tolak ukur dan sumber kejelasan langkah Dakwah Ikhwan yang meliputi metode dan sarana yang digunakan. Alquran sebagai tolak ukur dan sumber pergerakan, karena Alquran bak “lautan dari mana kita meraup mutiara kecemerlangan dan referensi kepada mana kita menentukan hukum. Alquran adalah kitab sempurna yang padanya Allah memadukan dasar-dasar kepercayaan, kaidah-kaidah perbaikan sosial, prinsip-prinsip umum hukum keduniaan, serta sederet perintah dan larangan”.

Ikhwan yakin seyakin-yakinnya, bahwa Allah adalah tempat bersandar, hanya Allah sebagai pelindung orang-orang beriman, Dia sebagai penolong orang-orang yang berbuat kebaikan, Pembela orang-orang tertindas, yang diperangi di negeri mereka sendiri bahkan diusir dari negeri mereka. Baca dan renungkanlah ayat-ayat berikut :

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ ءَامَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Sesungguhnya Allah adalah Pelindung orang-orang beriman. (QS. Al-Baqarah: 257)

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Sesungguhnya Allah niscaya akan menolong orang yang menolong agama-Nya. (QS. 22:40)

قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ قَالَ كَذَلِكَ اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ

Allah adalah Pelindung orang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. (QS. Ali Imran: 25)

بَلِ اللَّهُ مَوْلَاكُمْ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ

Tetapi ikutilah Allah pelindungmu, Dialah sebaik-baik Pelindung. (QS. Ali Imran: 150)

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah) (QS. 5: 54)

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah: tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami. Dan hanyalah kepada Allah orang-orang mukmin harus bertawakkal. (QS. At-Taubah: 51)

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Bagi Allahlah al-Izzah (kekuatan yang agung) dan bagi Rasul-Nya serta bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik tidak mengetahuinya. (QS. Al-Munafiqun: 8)

Keyakinan tersebut manakala tertancap pada diri setiap kita, niscaya akan mengangkat jiwa kita menuju ketinggian, meniupkan semangat kebangkitan bersama semua orang yang senantiasa berbuat dan berkarya di jalan Allah, untuk menghantarkan kita menjadi Robbani, di mana hubungan kita dengan Allah terus terpaut dan selalu kepada-Nya kita menisbatkan nasab,

وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ

Akan tetapi dia berkata: Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. Ali Imran: 79)

Keyakinan tersebut juga akan melahirkan sikap optimis, bahwa keberhasilan dari Allah akan datang. Setiap akh beraktivitas tanpa rasa takut kepada siapa pun selain kepada-Nya. “(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan  pasukan untuk menyerang kalian, maka takutlah kalian dari mereka. Maka perkataan itu menambah keimanan mereka seraya mereka berkata: Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung” Ali Imran: 173.

Ikhwan memandang, bahwa kebangsaan kita adalah nasab universal. Dengan menisbatkan nasab (berafiliasi) kepada Allah, berarti matinya fanatisme kesukuan yang telah banyak mewariskan mala petaka. Dengan akidah seperti ini Ikhwan hidup dan rela mati karenanya. Dan hanya di sana mereka menemukan segala impian jiwa mereka akan kesenangan, kebahagiaan dan kebenaran serta keindahan.

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-orang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Hadid: 16).


Penggolongan Manusia Berdasarkan Tujuan Hidupnya Menurut Kisah Alqur-an :

1. Manusia Dengan Tujuan Hidup Yang Baik.

    Ciri-ciri manusia seperti ini adalah :
  • Menunjuki manusia ke jalan yang benar
  • Membimbing manusia semuanya kepada kebajikan
  • Menerangi alam semuanya dengan matahari Islam

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٧٧) وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ (٧٨
"Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah shalat (selalu), tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.


Berdasarkan ayat-ayat diatas, maka seorang muslim diberikan MANDAT oleh Allah swt, berupa :

1). Tugas Individu, berupa :

  • Ruku’ dan sujud kepada Allah semata
  •               Ruku’ dan sujud kepada Allah merupakan inti ibadah, tiang agama islam, dan simbol islam                 yang paling menonjol.
  • Beribadah kepada Allah semata 
  • Mengerjakan kebajikan

  • 2). Tugas Sosial, berupa :

          Jihad dijalan Allah swt. Apa di balik perintah Jihad ? Allah telah memilih orang-orang mukmin untuk menjadi pemimpin (huwajtabaakum) bagi seluruh umat manusia, sebagai penjaga ajaran-Nya, khalifah di muka bumi dan sebagai pewaris dakwah para Rasul-Nya. Karena itu hendaknya mereka menjadi satu barisan, satu kekuatan dan menjadi pasukan pembebas yang akan menyelamatkan mereka ke jalan yang lurus.
    Jihad dilakukan oleh seorang muslim bertujuan untuk menyebarkan dakwah Islam, mempertahankan tempat-tempat suci Islam, penunaian kewajiban kepada Allah SWT.

    Jihad memerlukan modal besar, yaitu jiwa yang beriman, hati yang sehat, serta pengorbanan harta dan potensi yang dimiliki. Jihad memerlukan kekuatan jiwa yang dahsyat yang tercermin dari : 
    • Tekad yang membaja
    • Kesetiaan yang kokoh
    • Pengorbanan yang besar
    • Pengenalan, keyakinan, dan penghormatan terhadap fikrah.

    Jadi, misi hidup setiap muslim sebagaimana dipersepsikan Ikhwan adalah mengabdikan diri hanya kepada Allah dengan sikap ruku, sujud, melakukan amal kebajikan terhadap sesama, bermujahadah secara ikhlas serta berjihad di jalan Allah swt secara sungguh-sungguh, dengan cara menyebarkan dakwah Islam kepada segenap umat manusia, jika mereka menolak dakwah dan bersikap tiran serta melakukan kezhaliman, maka pedanglah bagi mereka. “Kalau manusia menolak hujjah dan bersikap tiran, perang lebih baik bagi dunia dari kedamaian”; karena Jihad merupakan kekuatan untuk membela kebenaran. “Kekuatan adalah jalan yang paling aman untuk memunculkan kebenarann. Sungguh suatu keindahan yang sempurna bila suatu saat kekuatan bisa berjalan beriringan dengan kebenaran”. Firman Allah :



    انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

    Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. At-Taubah: 41).


    2. Manusia Yang Hidup Dengan Melakukan Pengrusakan di Muka Bumi

    Yang termasuk manusia golongan ini adalah :

        
    1). Manusia Yang Menjadikan Pemenuhanan Pangan dan Kesenangan sebagai tujuan Hidup. Allah swt berfirman dalam Q.S Muhammad ayat 12 : "Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan (di dunia), dan mereka makan seperti hewan makan; dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi mereka."

     2). Manausia Yang Menjadikan Perhiasan dan Harta Benda Sebagai Tujuan Hidup. Hal ini digambarkan Allah swt dalam Q.S Ali-Imran ayat 14 : "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."

    3).Manusia Yang Menjadikan Penyebaran Fitnah, Kejahatan, dan Kerusakan sebagai tujuan hidupnya. Mereka melakukan pembenaran-pembenaran logika untuk melegalkan tindakan mereka. Misal ada pejabat yang melegalkan lokalisasi dengan alasan untuk melakukan penertiban. Allah swt berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 204-205 : "Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.


    Demikian beberapa indikasi penting yang memberikan makna, bahwa dakwah Ikhwan adalah dakwah Islamiyah, tujuan, langkah-langkah dan cara tidak menyimpang dari ajaran dan nilai-nilai Islam sebagaimana diturunkan Allah swt untuk umat manusia.

    Karenanya, setiap kader Ikhwan, hendaknya senantiasa melakukan introspeksi diri agar langkah-langkah kehidupannya dan kerja-kerja dakwah sesuai dengan al-Islam, yang akan membawanya kepada keridhaan Allah swt.


    Wallahu A'lam Bish Shawwab....

    NB :

    - Materi ini ditambahkan sedikit dari apa yang disampaikan muwajjih yang disesuaikan dengan referensi materi.
    - Materi pertama ini tidak ada dokumentasi Audionya...

    Rabu, 06 Mei 2015

    Pengantar

    Tidak ada komentar:
    Alhamdulillah atas berkat dan karunia Allah swt, webblog ini kami launching. Webblog ini kami buat sebagai sarana publikasi kajian pergerakan rutin yang kami adakan bersama teman-teman aktivis pergerakan kampus.

    Semenjak runtuhnya ke-khilafahan islam sekitar tahun 1920-an, muncullah cendekiawan-cendekiawan muslim yang menjadi mujadid terhadap kondisi kejumudan pemahaman umat islam terhadap agama. Munculnya Syeikh Muhammad Abduh, Syeikh Rasyid Ridho yang merupakan murid syeikh Muhammad Abduhm Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab di Arab Saudi, Jamaluddin Al-Afghani dengan gerakan pan-islamisme , Abul A'la Al-Maududi dengan jama'ah islamiyah-nya di pakistan, dan pemikir-pemikir lainnya. Disaat-saat itulah muncul organisasi pergerakan Ikhwanul Muslimin sekitar tahun 1928. Gerakan ini diprakarsai oleh Syeikh Hasan Al-Banna dan menjadi gerakan terbesar dan fenomenal abad ini. Risalah gerakan inilah yang menjadi bahan kajian kami.

    Pada kajian tematik ini, kami akan membahas risalah Syeikh Hasan Al-Banna (Ikhwanul Muslimin) mulai dari risalah yang pertama sampai risalah yang terakhir. Insya Allah akan kami sertakan file audio dan akan menjadi dokumentasi original dari kajian ini. Muwajjih (pemateri) kajian kami adalah Ust. Jumadil Muhammad. Risalah yang pertama menjadi tema kajian ini adalah Risalah dengan Judul "Ila Ayyu Syaiin Nad'u Annas" (Kepada Apa Kita Menyeru) yang terbit sekitar bulan mei.

    Mudah-mudahan Allah meneguhkan mujahadah kami dan memudahkan pemahaman kami terhadap Islam.


    Aamiiin....
     
    back to top