Selasa, 26 Mei 2015

Kepada Apa Kita Menyeru Manusia Bagian 4

Tidak ada komentar:
Pemateri : Ust. Jumadil Muhammad
Waktu : Selasa, 26 Mei 2015 pkl. 16.45 Wita

Kajian sebelumnya sudah dijelaskan bahwa Ikhwanul Muslimin tidak menetapkan tujuan-tujuan yang baru melainkan tujuan adalah tujuan yang direvitalisasi, bukan tujuan-tujuan baru yang dibuat-buat.



Kebenaran itu Dijaga dengan Kekuatan

Kekuatan adalah cara paling aman untuk menegakkan kebenaran. Dan betapa indahnya kekuatan dan kebenaran ini berjalan seiring satu sama lain. Dan adalah jihad merupakan perjuangan/kesungguhan untuk menjaga kesucian islam. Jihad merupakan kewajiban setiap muslim sebagaimana kewajiban lain seperti shoalat, puasa, dan lainnya.

"Berangkatlah dalam keadaan ringan maupun berat dan berjihadlah dg hartamu dan jiwamu
di jalan Allah swt."

Setelah menerangkan perintah ini Allah menjelaskan pula rahasia kewajiban dan fardhu yang telah diwajibkan kepada umat Islam. Dan Allah swt menyingkap rahasia besar dari kewajiban ini dan menjelaskan bahwa mereka adalah umat yang terpilih yang menjaga syariat Allah di Muka bumi.

Allah berfirman :

Artinya : “ Dia telah memilih kamu dan dia tidak menjadikan untukmu satu kesempitan dalam agama. Agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu sekelian orang-orang muslim dari dahulu dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia “.

Inilah tanggungjawab secara berjama'ah yang mana Allah serukan kepada seluruh ummat Islam melakukannya supaya mereka menjadi satu barisan yang kokoh, supaya mereka menjadi pasukan yang benar-benar ikhlas dapat menyelamatkan insaniyyah dan menunjukkan serta membimibing mereka kepada jalan yang baik.

Malam Jadi Rahib Siang Jadi Pahlawan

Setelah itu Allah menerangkan kepada manusia hubungan antara kewajiban ritual seperti sholat dan puasa dengan kewajiban sosial kemasyarakatan. Allah juga menerangkan bahwa kewajiban individu itu sebagai wasilah kepada kewajiban sosial kemasyarakatan. Sementara itu,  'aqidah juga adalah asas kepada kedua kewajiban ini. Dengan penjelasan ini manusia tidak lagi mempunyai alasan untuk meninggalkan kewajiban ritual individual dengan alasan mereka telah melakukan kewajiban sosial kemasyarakatan dan mereka yang lain pula tidak mempunyai alasan meninggalkan amal sosial kemasyarakatan dengan mengatakan mereka sibuk dengan amal 'ibadah pribadi dan berasyik masyuk dengan hubungan mereka dengan Allah.
:
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada Allah”.

Wahai ummat muslimin, beribadah kepada Allah, berjihad demi menegakkan agama kamu, meninggikan syari'at kamu, semuanya ini adalah merupakan tanggung jawabmu dalam hidup. Sekiranya kamu tunaikan tanggung iawab ini dengan sebaik-baik pelaksanaan maka kamu termasuk golongan orang-orang yang menang. Namun, sekiranya kamu menunaikan sebahagiannya atau kamu buang semuanya maka dengarlah ini kubacakan ayat Allah yang artinya : 

"Apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu untuk bermain-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami ? Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya”.

Oleh karena pengertian inilah maka para sahabat Rasulullah Shollallahu 'alaihi Wasalam, golongan pilihan Allah dan para salihin yang terdahulu disifatkan sebagai rahib di waktu malam dan pahlawan berkuda disiang hari. Kamu lihat salah seorang dari mereka sujud terpaku di mihrabnya, mengurut-urut janggutnya, kumat kamit berzikir dengan penuh kedamaian dan menangis penuh duka cita seraya berkata: "Wahai dunia, kau godalah orang lain, bukan diriku". Tetapi apabila terpancar matahari pagi, apabila muncul siang hari, engkau menemui mereka, engkau lihat mereka "berdebu" karena kesibukan aktivitas dakwahnya. 

Penaklukan / Pengendalian dan Perbaikan

Dengan makna ini Wahai umat muslimin maka setelah Rasulullah SallaLlahu 'alaihi Wasallam dipilih dan menjadi pengendali diatas bumi dan kemudian Al-quran ini menghiasi dada dan rumah mereka, pelana kuda mereka menjadi tempat kediaman mereka, pedang mereka senantiasa di tangan dan hujjah yang kuar senantiasa keluar dari bibir mereka untuk menyeru manusia agar menerima salah satu dari tiga perkara, Islam, jizyah atau perang. Siapapun yang menerima Islam beliau mereka anggap sebagai saudara mereka, beliau mempunyai hak dan tanggungjawab yang sama dengan hak dan tanggung iawab mereka. Siapapun yang sanggup membayar ijazah beliau akan mendapat perlindungan mereka, mereka akan menghormati dan menunaikan perjanjiannya sesuai dengan syarat-syarat perjanjian tersebut. Siapapun yang enggan menerima Islam dan enggan membayar jizyah, mereka akan memeranginya hingga Allah memberi kemenangan kepada mereka. Firman Allah.


Hal Yang Harus Kita Pahami Sekarang

Generasi Islam yang terdahulu telah mengetahui pengertian ini dan mereka bekerja untuk tujuan tersebut. Iman mereka mendorong mereka berkorban demi tujuan tersebut. Tetapi hari ini ummat Islam telah berpecah dalam memahami tanggungjawab rnereka. Mereka telah melakukan penakwilan untuk dijadikannya sebagai alasan untuk duduk-duduk dan bermalasan.

Mungkin ada orang yang berkata: "Masa untuk jihad dan 'amal telah berlalu" untuk membenarkan kemalasannya dalam berjihad. Segolongan yang lain pula membuat makar menghalangimu dari jalan ini. Sementara yang lain pula merasa puas dengan hanya mengucapkan kalimat-kalimat yang membasahi bibirnya pagi dan petang, menghabiskan waktunya untuk ruku' dan sujud, namun hati mereka kosong.

Tidak saudara, Al Qur'an di hadapanmu menyeru dengan terang dan jelas, Allah telah berfirman : yang artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang sebenar-benarnya beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar dengan keimanannya.”

Di dalam As-Sunnah, Rasulullah saw bersabda: "Bila manusia telah menghambakan dinar dan dirham, mereka asyik dengan jual-beli nya, perdagangan binatang ternaknya, lalu ia meninggalkan jihad di jalan Allah, Allah akan menimpakan kepada mereka kehinaan yang tidak akan diangkatnya hingga mereka kembali kepada agama mereka". Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya. Juga diriwayatkan oleh Attabarani dalam Al Kabir dan diriwayatkan juga oleh Al Bukhari dalam kitab Syuabul 'Iman yang diriwayatkan melalui Ibni 'Umar.

Saudara sendiri membaca dalam kitab-kitab feqah yang ditulis dahulu dan sekarang tentang kapan masanya jihad itu dianggap sebagai fardhu kifayah dan kapan pula dianggap sebagai fardhu ‘ain: Saudara juga benar-benar mengetahui hakikat ini dan memahami pengertiannya, lalu kenapa sifat negatif ini masih berlaku ? Apakah artinya keputus-asaan yang mencengkam hati hingga tidak mahu sadar ? Wahai ummat-ummat Islam, sekarang telah sampai masa pembentukan, maka bentuklah dirimu setelah itu akan terbentuk pula ummatmu.

Sesungguhnya kewajiban ini membutuhkan jiwa-jiwa yang beriman dan hati-hati yang sejahtera dari kamu, oleh itu ber'amallah untuk memperkuatkan iman kamu dan kesejahteraan dada kamu. Kewajipan ini juga mengharapkan pengorbanan harta dan tenaga dari kamu, bersedialah untuk itu. Sesungguhnya sesuatu yang ada pada kamu akan hilang dan sesuatu yang ada di sisi Allah akan kekal.



Wallahu A'lam Bishshawwab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top