Rabu, 03 Juni 2015

Kajian Pergerakan Bagian 5 : Darimana Kita Memulai

Tidak ada komentar:
Pemateri : Ust. Jumadil Muhammad
Waktu : Selasa, 2 Juni 2015

Darimana Kita Memulai

Sesungguhnya pembentukan suatu ummat, pembinaan masyarakat/bangsa, merealisasikan cita-cita mereka  juga menegakkan prinsip islam memerlukan sekelompok orang yang memiliki kekuatan jiwa yang terjelma dalam ; 


  • Keinginan yang kuat yang tidak dsusupi kelemahan
  • Kesetiaan yang kokoh yang tidak diikuti pengkhianatan, tidak mudah terpengaruh, dan tidak mengenal uzur
  • Kesediaan berkorban yang tidak disusupi keinginan utk tamak atau kekikiran
  • Punya pemahaman yg kuat terhadap prinsip dan memegang kuat prinsip itu yang akan dapat memeliharanya dari ketersalahan atau penyelewengan yang sangat mungkin terjadi didalamnya


Di atas rukun-rukun asasi ini yang menjadi ciri-ciri khusus kepada jiwa dan di atas kekuatan ruh yang tinggi inilah prinsip dapat dibina, umat yang membangun dapat dididik, bangsa-bangsa "baru" dapat
bangkit dan mereka yang telah disekat untuk hidup akan menemui satu penghidupan baru.

Setiap bangsa yang kehilangan keempat-empat sifat ini atau paling kurang bangsa yang kehilangan pemimpin dan penda'wah yang dapat membawa ishlah adalah satu bangsa yang rapuh, miskin dan tidak akan mencapai kebaikan serta merealisasikan cita-cita mereka, maka cukuplah mereka hidup dalam naungan mimpi-mimpi dan sangkaan-sangkaan mereka yang tidak akan memberi manfaat pada kebenaran.

Inilah aturan / undang-undang dan Sunnah Allah swt pada penciptaan-Nya dan kamu tidak akan mendapatkan ganti yang lain dari sunnah ini, Allah berfirman yang artinya :

"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu  kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Inilah juga aturan yang telah dinyatakan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam dalam hadits
sahihnya dari Abu Daud :

Dari Tsauban Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit ?” Rasulullah bersabda,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn' ?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Perhatikankan bahwa Rasulullah saw menjelaskan bahwa kelemahan umat karena kelemahan jiwa mereka, kelemahan hati, dan kekosongan nurani mereka dari akhlak yang tinggi. Sesungguhnya setiap umat yang larut dalam kesenangan, biasa dengan kemewahan, tenggelam dalam sifat-sifat kehinaan dan terpesona dengan keindahan hidup dunia, melupakan beratnya perjuanagn yang menanggung penderitaan lupa jihad pada jalan Allah, maka sebagai akibatnya akan sedikitlah orang yang sanggup berkorban untuk keagungan cita-cita umat itu.

Diantara Dua Kekuatan

Sebagian orang menduga bahwa bangsa timur adalah bangsa yang lemah karena kurangnya kekuatan materi, peralatan perang. Anggapan ini boleh dianggap penting, tetapi di sana masih ada perkara yang lebih penting dari itu. Perkara yang kita maksudkan di sini ialah kekuatan ruhiyah dan akhlak yang tinggi, jiwa yang harmoni, mengimani dan mengetahui hak, kemauan yang besar, pengorbanan demi menunaikan kewajiban, kesetiaan yang terbangun diatasnya ketsiqohan antara satu sama lain serta dapat membina kesatuan yang kompak.

Kalaulah timur meyakini kebenaran ini, merubah dirinya, serius dalam menangani permasalahan perbaikan ruh, mengutamakan pembinaan akhlak maka kekuatan material akan datang kepada mereka dari segala penjuru.

Lembaran sejarah telah memberikan contoh yang bisa diambil i'tibar. Pada perang Hunain, kaum muslimin memiliki kekuatan jumlah yang sungguh luar biasa namun mereka malah ditimpa kekalahan. Sementara dalam catatan sejarah yang lain, pada perang badar dengan jumlah yang sangat sedikit, peralatan perang yang seadanya, mampu mengalahkan jumlah yang jauh lebih banyak dari mereka. Begitupun pada perang Qadisiyah yang mengalahkan kekuatan militier Adidaya pada masa itu, Persia.

Ikhwan Muslimin telah meyakini perkara ini dengan keyakinan yang sebenarnya. Oleh karena itu mereka membersihkan ruh, menguatkan jiwa dan meninggikan akhlak mereka. Lantaran itu mereka
berjihad memperjuangkan da'wah mereka, mengharapkan orang banyak mengikut prinsip mereka dan
menuntut umat supaya memperbaiki jiwa dan mempertinggikan akhlak mereka. Perkara ini bukanlah sengaja mereka ada-adakan. Demikian juga apa yang mereka perkatakan bukanlah menurut pandangan mereka sendiri malah mereka bersandarkan kepada sebuah kamus yang besar, lautan yang luas, rujukkan yang tinggi lagi agung - yaitu kitab Allah swt. Allah berfirman :

"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum hingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

Allah telah menjelaskan pengertian ini dalam ayat-ayat yang tidak sedikit jumlahnya, malah Al-Qur'an telah memberikan kepada kita contoh yang realistis, operasional, nyata, dan benar dalam kisah Bani Israil. Kisah yang menarik. Kisah yang menggariskan jalan pembentukan umat  terdahulu yang telah putus asa.

Metode Yang Jelas

Ikhwan Muslimin berkeyakinan bahwa apa yang Allah turunkan dalam Al Qur'an, sewaktu Allah memerintahkan hambanya mengikuti Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wasallam, sewaktu Allah meridhai islam sebagai agama mereka, Allah telah menyediakan dalam agama itu semua asas-asas yang pasti untuk kehidupan, kebangkitan, dan kebahagiaan umat ini. Allah swt :

"Orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil. Nabi itu menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an) mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Juga selaras dengan sabda Rasululah Shalallahu 'alaihi Wasallam. "Demi Allah tidak ku biarkan seseorang dalam keburukan kecuali ku perintahkan ia untuk menjauhinya”.

Dan bila saudara sendiri mengamati ajaran-ajaran Islam saudara akan mendapati ajaran-ajaran tersebut telah menentukan kaidah-kaidah yang tepat, sistem yang lebih sesuai, undang-undang yang cukup terperinci untuk kehidupan perseorangan baik lelaki maupun perempuan, untuk kehidupan rumah tangga, sistem untuk kehidupan umat dalam membina kebangkitan, dan kekuatannya serta mengatasi kelemahannya. Ajaran Islam juga telah menganalisakan jalan pemikiran untuk umat yang mana dengan jalan pemikiran inilah golongan pembaharu telah bangkit.

Oleh itu apa yang engkau dapati dalam fikrah internasional seperti, sosialisme, kapitalisme, hubungan antara produsen dan konsumen, juga segala sesuatu yang berhubung secara jauh atau dekat dengan yang pernah dikaji dan senantiasa merisaukan pemimpin-pemimpin umat dan ahli falsafah kemasyarakatan, kesemua permasalahan ini kita anggap telah dibahas oleh Islam hingga ke akar umbinya di samping Islam telah menyediakan untuk dunia satu sistem yang dapat menjamin manfa'at dan kebaikan untuk dunia serta dapat menjauhkan keburukan yang timbul dari sistem itu sendiri. 

Tetapi disini bukanlah tempatnya untuk kita membahas perkara ini dengan panjang lebar. Kita hanya sekadar menyatakan kepada manusia apa yang kita yakini di samping kita menyeru manusia ke arah ini. Kita harap kita akan membicarakan apa yang kita perkatakan ini secara terperinci di pembahasan lainnya.

Kita Harus Mengikuti Ini

Bila Ikhwan Muslimin berkeyakinan demikian, haruslah mereka menuntut supaya manusia bekerja dengan kaedah-kaedah islam ini. Hendaklah menjadi asas kepada kebangkitan timur yang baru ini. Kaedah-kaedah ini haruslah menjadi asas dalam semua urusan hidup. Ikhwan juga berkeyakinan bahwa sekiranya lahiriah dari kebangkitan itu adalah satu percobaan yang salah dan gagal dan sebagai akibat dari kegagalan ini akan memakan korban yang tidak mendatangkan faedah. Adalah baik dan bijak bagi umat yang ingin bangkit memilih jalan yang paling selamat dengan mengikut hukum Islam.

Ikhwan Muslimin tidaklah mengkhususkan da'wah ini kepada sebagian negara-negara Islam dan mengecualikan sebagian yang lain, melainkan mereka menyampaikan risalah ini dengan satu seruan yang mereka harapkan akan sampai ke pendengaran pemimpin-pemimpin dan pembesar di semua negara yang rakyatnya menganut agama Islam dan mereka sering menunggu-nunggu peluang untuk tujuan ini, menunggu peluang di mana negara-negara Islam bersatu dan mencoba membina masa depan mereka di atas asas-asas yang konkrit, asas yang membawa ketinggian, kemajuan dan kesejahteraan.

Waspadailah Peyimpangan

Satu perkara besar yang dibimbangkan oleh Ikhwan Muslimin ialah kebangkitan bangsa timur ini dalam satu arus taqlid, lantas mereka menegakkan kebangkitan mereka di atas sistem-sistem yang telah usang, sistem-sistem yang telah menjatuhkan dirinya sendiri. Percobaan telah membuktikan keburukan dan ketidak kesesuaiannya. Sesungguhnya umat ini mempunyai perlembagaannya yang umum. Seharusnya perlembagaan ini diambil dari hukum-hukum Islam dan umat yang menyebutkan dalam perlembagaan mereka bahwa "Islam adalah agama resmi" wajiblah membuat aturan-aturan yang mengikut pada asas pertama tadi. Setiap aturan yang tidak berlandaskan Islam dan tidak diharuskan oleh hukum-hukum Islam haruslah diganti supaya tidak timbul kerancuan dalam undang-undang asas dalam negara tersebut.


Wallahu A'lam Bish Shawwab...
 
back to top