Selasa, 08 September 2015

Apakah Kita Para Aktivist Bagian 3

Tidak ada komentar:
Pemateri : Ust. Jumadil Muhammad
Tanggal : 8 September 2015 / 25 Dzulqaidah 1436 H


Jama'ah 'Amaliyah

Menurut kebanyakan orang jamaah amaliyah atau lembaga aktivis adalah jamaah yg banyak melaksanakan proyek sosial dan meninggalkan kesan postif pada masyarakat sekitar. Kita membenarkan ini utk menilai ikhwan pada satu sisi, namun ada standar yang lebih bisa dijadikan alat ukur terhadap efektivitas dakwah ikhwan karena dakwah ikhwan bersifat komprehensif.

Pemikiran ikhwan sudah tersebar di lebih dari 50 wilayah di mesir dan di setiap wilayah tersebut ikhwan mendirikan aktivitas-aktivitas sosial di berbagai tempat seperti di ismaliyah didirikan masjid, ma'had khusus akhwat, stadion olahraga dan sebagainya dalam satu kompleks. Disebelah komplek itu dibangun gedung pelatihan/balai diklat untuk mencetak pekerja yang bermoral. Di Mahmudiyyah, juga seperti itu ditambah dengan pabrik tenun, ma'had tahfidz, dan tidak ketinggalan stadion olahraga. Bahkan ada ma'had tahfidz yang mempunyai banyak alumni melebihi lama berdirinya dengan kualitas hafalan yang mutqin. Ikhwan juga mendirikan lembaga advokasi yang dengan lembaga itu ikhwan mampu menyelesaikan masalah hukum masyarakat dalam waktu cepat. Ada juga lembaga santunan untuk membantu para fakir miskin. Adapun di ibukota (Kairo) sudah diterbitkan buletin mingguan ikhwan yang kemudian berkembang menjadi usaha penerbitan tersendiri. Diantara para ikhwan juga ada ikhwan yang aktif di bidang penerangan dan konseling. Di perkampungan ada lajnah ikhwan untuk tugas-tugas PU (membersihkan jalan, penyediaan MCK umum, layanan kesehatan keliling, lampu jalan, dll). Dan semua hal itu dilakukan ikhwan dari utara sampai selatan mesir. Begitulah bentuk aktivitas ikhwan tanpa perlu menyebutkan aktivitas ta'lim dan sejenisnya. Hal inilah yang kemudian juga menjadi pertanyaan masyarakat awam, darimana datangnya dana untuk membuat lembaga dan usaha-usaha seperti diats.

Darimana Anggarannya ?

Imam Hasan Al-Banna mengatakan : ikhwan hanya mendapatkan bantuan dana dari Koperasi pemerintah untuk membangun masjid, sementara proyek lainnya tidak ada. Banyak yg menduga (walaupun sebagian dugaan itu salah), mereka membicarakan tuduhan-tuduhan terhadap kami, namun ikhwan tidak perlu mengambil pusing tuduhan itu karena cukup Allah menjadi saksi bahwa harta yang kami gunakan itu adalah harta para ikhwan. Dengan begitulah mereka jadi eksis dan percaya diri dan dengan begitulah para anggota ikhwan mendapatkan kenikmatan. Para ikhwan mendapatkan kenikmatan dan keberkahan dari berbagai badan usaha dan lembaga yang telah mereka dirikan dengan uang patungan mereka. Mungkin ada yg heran mengapa kontribusi itu dilakukan secara sukarela. Bahkan yg tidak mampu memberi tidak mendapatkan pengurangan porsi "ukhuwah".

Karena pengorbanan-pengorbanan seperti inilah Imam Hasan Al-Banna mensifati para ikhwan itu dengan "Mereka adalah orang-orang yang miskin tetapi mereka adalah orang-orang yang murah hati."

Beliau, asy-syeikh Hasan Al-Banna pernah bercerita tentang kisah seorang ikhwan, yang berprofesi sebagai buruh, menyumbangkan sepedanya satu-satunya, sepeda yang biasa dipakai untuk berangkat kerja dan menghadiri aktivitas tarbiyah, untuk kebutuhan ikhwan mendirikan lembaga ikhwan.
 
back to top