Jumat, 22 Mei 2015

Kepada Apa Kita Menyeru Bagian 3

Tidak ada komentar:
Pemateri : Ust. Jumadil Muhammad
Waktu Pelaksanaan : Selasa, 19 Mei 2105







Dasar Kebangsaan Kita


Wahai Ikhwanul Muslimin !! Marilah kita dengarkan suara Rabbu al-Izzati yang berkumandang ke seluruh bumi dan langit, yang memberikan inspirasi kepada setiap mukmin dengan harakat-harakat yang agung. Ketika suara ini terdengar di bumi dan di langit melalui suara Rasulullah saw, ternyata suara tersebut tidak pernah berhenti, karena suara tersebut adalah kalam abadi.

Memang benar. Ini adalah panggilan Allah. Lantarannya kami menyambut dengan sambutan labbaik, dan segala puji hanya bagimu ya Allah ! Engkau kekasih kaum beriman, dan Engkaulah Penolong para mujahid yang membela hak-hak kaum tertindas dan terusir dari tempat tinggalnya. Muliakanlah kaum yang berlindung kepadaMu, dan menanglah kaum yang minta pertolongan hanya kepadaMu. Allah berfirman di dalam KitabNya

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa"

Marilah sama-sama kita mendengar suara Al-Qur'an dan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Marilah kita baca dan dengarkan ayat yang mempunyai arti berikut :

"Allah Pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)"

“Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dialah sebaik-baik penolong”. "Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).

Allah swt berfirman yang artinya :

"Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal ”

Allah juga berfirman :

"lngatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa."

Di ayat lain Allah swt berfirman : 

"Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada mempunyai perlindungan”

Tidakkah saudara lihat dalam ayat-ayat yang nyata ini bahwa Allah menisbahkan saudara kepada dirinya, menganugerahkan kepada saudara keistimewaan perlindungannya dan melimpahkan kepada saudara limpahan keagungannya. Allah berfirman :

"Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh AIlah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”

Allah juga berfirman : 

"lngatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.”

Juga di ayat lain Allah berfirman :

"Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada mempunyai perlindungan”

Saudara yang mulia, manusia akan bermegah dengan keturunan mereka bila mereka telah terwarnai dengan ketinggian dan kemuliaan yang telah dicapai oleh nenek moyang mereka dan bila mereka ingin meniupkan semangat kemegahan dan kemuliaan ke dalam jiwa anak-anak mereka. Tidakkah engkau merasakan ketinggianmu ketika nasabmu dinisbahkan kepada Allah, ketinggian yang paling agung, ketinggian yang diharapkan oleh mereka yang mengejar keagungan. Sungguh benar firman Allah

"Sesungguhnya keagungan itu hanyalah bagi Allah”

Tidakkah engkau merasakan bahwa dengan memanjatkan hubunganmu kepada Allah itu menjadi sebab utama yang dapat meningkatkan dirimu kepada satu derajat yang paling tinggi dan dapat meniupkan ke dalam jiwamu semangat ingin bergerak ke hadapan bersama mereka yang beramal ? Adakah di sana satu derajat kemuliaan yang paling besar, satu pendorong yang kuat untuk mencapai ketinggian selain dari engkau merasakan bahwa dirimu bersifat Rabbani, hubunganmu hanyalah pada Allah. Allah berfirman

“Akan tetapi hendaklah kamu meniadi rabbani karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”

Oleh karena sesuatu, segolongan kecil dari mereka yang telah beriman kepada Allah, mengimani kebenaran dan pertolongan Allah terus tegak berdiri di hadapan kebengisan yang membatu, berhadapan dengan bala tentara yang perkasa, tegak berdiri dan tidak sedikitpun merasa gentar terhadap keganasannya, tidak takut pada penyiksaannya malah mereka tidak takut kepada sesiapa pun selain Allah. Adakah satu kekuatan yang lebih besar dari kekuatan yang terpatri dalam hati seorang mu'min yang dadanya begelora dengan firman Allah

“Jika Allah menolong kamu, tidak akan ada orang yang akan menewaskan kamu”

Kebangsaan kita bersifat 'alamiyyah: Di balik nilai kemasyarakatan yang tinggi terdapat satu nilai lain, nilai persaudaraan antar bangsa, tanggungjawab secara jama'ah (collective), pembenterasan terhadap kerakusan yang diwahyu oleh perasaan ta’sub yang menyalakan semangat "kebangsaan" dan benci membenci antar umat. Siapakah yang dapat menegakkan kekuatan alam berdepan dengan kekuatan yang dilindungi panji-panji Allah ?

NKRI harga mati juga adalah sesuatu yang ada dalam pemikiran kita. Namun., itu itdak menjadikan kita ta'asub terhadap bangsa kita. Secara konsstitusional dasar-dasar negara ini disusun oleh muslim Tidak ada pertentangan antara islam dan pembangunan negara. Orang sering memprotes umat islam yang bergaya "arab", berjubah, mempelajari bahasa arab, memakai cadar, dengan memandang sinis mereka dan menganggap mereka melakukan proses arabisme Indonesia. Sementara di saat yang sama, mereka membiarkan anak-anak mereka dijajah oleh budaya jepang dengan anime dan manganya hingga membuat mereka kadang hidup dalam romansa budaya itu. Mengikuti festival-festival Cosplay (Costum play), mengikuti trend bahasa-bahasanya, dan budayanya. Juga budaya k-pop. Tapi, hal ini tidak pernah mereka kritisi.

Impian Semalam adalah Hakikat Hari Ini

Ummat Islam telah lama mendengar ungkapan ini. Kalimat ini menjadi hiasan panjang dalam kehidupan kaum muslimin hingga memudar dan dilupakan. Boleh jadi juga ungkapan ini masih kabur bagi mereka, belum dapat mereka fahami. Boleh jadi juga ada orang yang berkata : Kenapa Ikhwan Muslimin menulis nilai-nilai yang seperti ini, nilai-nilai dan pengertian yang tidak akan dapat dicapai ? Wahai Saudaraku seagama, sesungguhnya apa yang kamu lihat kabur dan jauh hari ini adalah jelas bagi mereka yang mendahului kamu. Jihad yang kamu lakukan tidak akan menghasilkan buah jika tidak berkeyakinan demikian. Percayalah apa yang saya perkatakan ini.

Sesungguhnya orang-orang Islam yang terdahulu telah memahami dari Al-Quran apa yang kami bicarakan padamu hari ini sejak pertama kali mereka membaca Al-Quran yang diturunkan kepada mereka. Terus terang saya katakan kepada saudara bahwa Ikhwan Muslimin hidup dengan ‘aqidah mereka. Mereka mengharapkan kebaikan pada ‘aqidah ini dan mereka sanggup mati karenanya. Dalam ‘aqidah ini mereka dapati suatu kenikmatan, keindahan, kebahagiaan, dan kebenaran yang menjadi idaman mereka. Benar firman Allah 

"Belumkah datang waktunya bagi' orang-orang yang beriman, supaya tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan ianganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya. Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasiq”

Saudara, sekiranya saudara sependapat dengan kami dalam hal ini ketahuilah bahwa pemanjatan hubunganmu kepada Allah menuntutmu supaya memandang serius tanggungjawab yang dipikulkan di atas bahumu dan saudara akan aktif bekerja dan berkorban demi menunaikan tanggungjawab ini. Adakah saudara melakukannya ?

Tanggung Jawab Muslim

Allah telah menyimpulkan tanggungjawab seorang muslim dalam beberapa ayat Al Qur'an, setelah itu Allah mengulanginya dalam beberapa ayat yang lain. Ayat yang merangkum tanggung jawab muslim dalam hidup ini. Allah berfirman

“Hai orang- orang yang beriman, ruku'lah, sujudlah, sembahlah tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benamya. Dia telah memilih kamu dan dia tidak menjadikan untukmu suatu kesempitan dalam agama. Agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu sekelian orang-orang muslim dari dahulu dan (begitu) pula dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Karena itu dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu, maka dialah sebaik-baik pelindung dan penolong”

Firman Allah ini amat jelas, tidak mengandung kekeliruan dan kesamaran. Demi Allah, dalam firman ini terselit satu kemanisan, padanya terjelma keindahan, terang seperti sinar pagi, jelas seperti cahaya, memenuhi telinga, menusuk ke dalam hati tanpa minta izin. Tidakkah orang Islam mendengarnya sebelum ini ? Atau mereka mendenganya tetapi hati mereka terkunci sehingga mereka tidak menyadari dan tidak mengambil pengajaran. Allah memerintahkan orang-orang Islam ruku' dan sujud, memerintah mereka mendirikan sholat yang menjadi saripati dari segala ibadah, tiang agama dan lahiriah yang paling nyata. Memerintahkan mereka untuk menyembah Allah, tidak menyekutukannya dengan suatu apapun. Memerintahkan mereka melakukan kebajikan sekadar kemampuan mereka. Sewaktu memerintah mereka melakukan kebajikan, Allah melarang mereka dari kejahatan. Awal-awal kebajikan yang dapat saudara lakukan ialah dengan meninggalkan kejahatan. Alangkah ringkas dan berartinya. Setelah itu Allah menjamin pula kejayaan, kemenangan dan kelulusan untuk mereka. Inilah tanggungjawab tiap-tiap muslim yang wajib dilakukannya secara bersendiri atau secara berjama'ah. 

Sehingga dari ayat diatas kita dapat mensarikan Tiga tugas Seorang Muslim :

1. Menegakkan Risalah Allah swt
2. Menggiring manusia utk memperbaiki hub. manusia dg Allah
3. Menggiring manusia utk memperbaiki hub. manusia dg sesamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top